Berita Terkini

3506

Mengenang Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober: Semangat Persatuan dan Cinta Tanah Air Generasi Muda

Oksibil- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia turut memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh setiap tanggal 28 Oktober. Peringatan ini menjadi momentum penting untuk menumbuhkan kembali semangat persatuan dan nasionalisme generasi muda dalam membangun bangsa yang demokratis dan berintegritas. Semangat Sumpah Pemuda dalam Konteks Demokrasi Sumpah Pemuda tahun 1928 menjadi tonggak persatuan bangsa Indonesia. Ikrar para pemuda kala itu bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, Indonesia menjadi dasar kuat terbentuknya semangat kebangsaan yang menyatukan berbagai suku, budaya, dan daerah di seluruh Nusantara. Dalam konteks demokrasi modern, nilai-nilai Sumpah Pemuda sejalan dengan semangat KPU dalam menjaga kedaulatan rakyat melalui penyelenggaraan pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Purbaya Yudhi Sadewa, Arsitek Pembaruan Sistem Keuangan Nasional Tema dan Makna Peringatan Hari Sumpah Pemuda mengusung tema “Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh Bersama.” Tema ini mencerminkan tekad generasi muda untuk bersatu menghadapi tantangan global dan menjadi pelopor kemajuan bangsa. KPU mengajak generasi muda untuk terus aktif berpartisipasi dalam pembangunan bangsa, termasuk dalam proses demokrasi. Pemuda diharapkan dapat menjadi contoh dalam berpolitik dengan santun, berintegritas, dan mengedepankan persatuan. Refleksi dan Harapan Semangat Sumpah Pemuda harus terus dihidupkan di setiap aspek kehidupan berbangsa. Persatuan, toleransi, dan cinta tanah air adalah modal utama dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. KPU percaya bahwa dengan semangat kebersamaan dan partisipasi aktif generasi muda, masa depan demokrasi Indonesia akan semakin kuat dan berkeadilan. Baca Juga: Identitas Nasional: Cermin Keutuhan Bangsa dan Penguat Persatuan Indonesia


Selengkapnya
1706

Mengenal Lebih Dekat Purbaya Yudhi Sadewa, Arsitek Pembaruan Sistem Keuangan Nasional

Purbaya Yudhi Sadewa adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia yang dikenal sebagai pembaru dalam sistem keuangan nasional. Ia memperkenalkan kebijakan fiskal yang lebih transparan, efisien, dan berpihak kepada masyarakat melalui reformasi anggaran serta digitalisasi keuangan negara. Baca Juga: Semangat Emansipasi Kartini Menginspirasi Perempuan Indonesia Latar Belakang dan Perjalanan Karier Dr. Purbaya Yudhi Sadewa, M.Sc. merupakan ekonom senior Indonesia yang berpengalaman di bidang kebijakan publik dan keuangan. Sebelum menjadi Menteri Keuangan, ia pernah menjabat sebagai: Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Deputi Bidang Makroekonomi dan Keuangan di Kemenko Perekonomian Purbaya menempuh pendidikan di: Universitas Gadjah Mada (UGM) University of Illinois Urbana-Champaign Purdue University, Amerika Serikat (meraih gelar Doktor Ekonomi) Saat Dilantik Menjadi Menteri Keuangan Purbaya dilantik sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia pada September 2024, dalam Kabinet Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka. Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, berbagai kebijakannya sudah menunjukkan hasil positif dalam mempercepat penyerapan anggaran dan memperkuat sinergi fiskal pusat–daerah.   Kiprah dan Lokasi Pengabdian Kiprah Purbaya berpusat di Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Jakarta, namun dampak kebijakannya dirasakan di seluruh Indonesia. Ia aktif turun langsung ke berbagai provinsi untuk memastikan kebijakan fiskal diterapkan dengan tepat sasaran. Baca Juga: Republik: Bentuk Pemerintahan yang Menjunjung Kedaulatan Rakyat   Visi dan Alasan di Balik Reformasi Keuangan Purbaya memiliki visi untuk membangun sistem keuangan negara yang kuat, terbuka, dan adaptif terhadap tantangan global. Baginya, reformasi keuangan merupakan kunci untuk mempercepat pembangunan nasional dan mengurangi ketimpangan ekonomi antarwilayah. “Keuangan negara bukan hanya soal angka, tetapi tentang kesejahteraan rakyat,” ujar Purbaya   Langkah dan Strategi Reformasi Keuangan Nasional Purbaya menjalankan reformasi keuangan melalui tiga langkah strategis utama:  Digitalisasi Sistem Pajak dan Keuangan Negara Memperkuat Coretax System dan sistem keamanan data fiskal nasional. Percepatan Penyaluran Dana ke Daerah Mendorong agar dana pembangunan segera digunakan dan tidak menumpuk di kas daerah. Transparansi dan Partisipasi Publik Meluncurkan kanal “Lapor Pak Purbaya” agar masyarakat dapat ikut mengawasi pengelolaan keuangan negara secara langsung. Gaya Kepemimpinan dan Citra Publik Dikenal tegas, terbuka, dan cepat tanggap, Purbaya sering turun langsung untuk memantau proyek yang dibiayai oleh APBN. Survei nasional menunjukkan 83,7% masyarakat puas dengan kinerjanya, menjadikannya salah satu menteri paling berpengaruh di Kabinet Indonesia Maju.


Selengkapnya
128

Semangat Emansipasi Kartini Menginspirasi Perempuan Indonesia

Kartini adalah pelopor emansipasi perempuan Indonesia yang gagasannya melampaui zamannya. Melalui surat-suratnya kepada sahabat-sahabat di Belanda, ia menuliskan cita-cita agar perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkontribusi bagi masyarakat. Kini, semangat itu hidup dalam berbagai program pemberdayaan perempuan di seluruh tanah air. “Kartini mengajarkan bahwa pendidikan adalah jalan menuju kebebasan dan kemajuan. Perempuan yang berpendidikan tidak hanya membangun dirinya, tetapi juga keluarganya dan bangsa,” ujar seorang tokoh perempuan dalam kegiatan refleksi Hari Kartini. Baca Juga: Upacara Potong Jari: Tradisi Unik dari Papua yang Sarat Makna dan Simbol Kesedihan Pendidikan Sebagai Cahaya Perubahan Pemerintah bersama berbagai lembaga terus memperkuat akses pendidikan bagi anak perempuan, terutama di daerah terpencil. Program beasiswa, pelatihan keterampilan, serta penguatan literasi digital menjadi langkah konkret untuk mewujudkan cita-cita Kartini di masa kini. Selain itu, organisasi perempuan, lembaga pendidikan, dan komunitas lokal turut aktif mengampanyekan pentingnya kesetaraan dan perlindungan terhadap perempuan dari berbagai bentuk diskriminasi dan kekerasan. Baca Juga:   Perempuan dan Peran dalam Pembangunan Perempuan kini menempati peran strategis di berbagai sektor — dari pemerintahan, pendidikan, kesehatan, hingga kewirausahaan. Di bidang politik, semakin banyak perempuan terlibat dalam proses pengambilan kebijakan dan penyelenggaraan pemilu yang berintegritas dan inklusif. Keterlibatan aktif perempuan menjadi wujud nyata dari pesan Kartini bahwa kemajuan bangsa hanya bisa tercapai apabila seluruh warganya, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Terang yang Tak Pernah Padam “Habis Gelap Terbitlah Terang” bukan hanya semboyan sejarah, melainkan semangat yang terus menyala di setiap langkah perempuan Indonesia. Dari ruang kelas hingga ruang rapat, dari desa hingga kota, perjuangan Kartini hidup dalam tindakan nyata: menolak ketidakadilan, memperjuangkan pendidikan, dan menebar cahaya perubahan. Baca Juga: Negara Kesatuan: Makna, Ciri, dan Pentingnya Bagi Keutuhan Indonesia


Selengkapnya
370

Upacara Potong Jari: Tradisi Unik dari Papua yang Sarat Makna dan Simbol Kesedihan

1. Apa Itu Upacara Potong Jari Upacara potong jari adalah tradisi adat yang berasal dari suku Dani di Papua, khususnya di wilayah Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan duka mendalam atas kehilangan anggota keluarga yang meninggal dunia. Dalam bahasa setempat, upacara ini dikenal dengan nama "Ikipalin", dan menjadi simbol kuat dari rasa cinta, kesetiaan, serta kesedihan yang sangat dalam terhadap orang yang telah tiada. 2. Makna Filosofis di Balik Upacara Potong Jari Tradisi potong jari bukan sekadar tindakan fisik, tetapi mengandung makna spiritual dan emosional yang mendalam. Potongan jari dianggap sebagai lambang pengorbanan bagi orang yang meninggal, serta bentuk komunikasi batin dengan roh leluhur. Masyarakat suku Dani meyakini bahwa setiap jari tangan melambangkan hubungan kekeluargaan dan ikatan batin yang kuat. Dengan memotong satu ruas jari, berarti seseorang telah kehilangan bagian dari dirinya sendiri seiring dengan kepergian orang yang dicintainya. 3. Proses Pelaksanaan Upacara Potong Jari Upacara ini umumnya dilakukan oleh kaum perempuan, terutama ibu atau saudara perempuan dari almarhum. Prosesnya dilakukan dengan sangat hati-hati dan disertai doa adat. Biasanya, jari yang dipotong adalah ujung jari tangan, menggunakan pisau tajam, batu, atau benda tradisional lainnya. Setelah itu, luka akan dibalut dengan daun dan abu dingin agar cepat kering dan tidak infeksi. Meskipun terlihat ekstrem bagi masyarakat luar, bagi suku Dani hal ini merupakan bentuk penghormatan dan cinta yang tulus kepada keluarga yang telah pergi. 4. Perubahan dan Pelestarian Budaya Kini, upacara potong jari sudah jarang dilakukan. Pemerintah dan lembaga budaya berupaya untuk menghentikan praktik berbahaya tersebut, namun tetap melestarikan nilai-nilai filosofis dan budaya yang terkandung di dalamnya. Sebagai gantinya, masyarakat kini lebih sering melakukan simbolisasi duka melalui cara lain, seperti lukisan tubuh, tarian adat, atau doa bersama. Langkah ini dilakukan agar warisan budaya tetap hidup, tetapi tidak lagi membahayakan kesehatan. 5. Pentingnya Memahami Tradisi Lokal Memahami upacara potong jari berarti juga memahami identitas budaya Papua. Tradisi ini memperlihatkan bagaimana masyarakat adat memiliki cara unik dalam mengekspresikan perasaan duka, berbeda dari budaya modern yang lebih simbolik. Dengan mengenal dan menghargai tradisi seperti ini, kita turut melestarikan keragaman budaya Indonesia, yang merupakan bagian penting dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika.   Upacara potong jari adalah simbol mendalam tentang cinta, duka, dan kesetiaan. Meski praktik fisiknya kini mulai ditinggalkan, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap hidup dalam kehidupan masyarakat Papua. Tradisi ini mengajarkan bahwa setiap kehilangan meninggalkan jejak yang tak hanya di hati, tetapi juga di budaya dan sejarah bangsa. Baca Juga: Negara Kesatuan: Makna, Ciri, dan Pentingnya Bagi Keutuhan Indonesia


Selengkapnya
3647

Negara Kesatuan: Makna, Ciri, dan Pentingnya Bagi Keutuhan Indonesia

1. Pengertian Negara Kesatuan Negara kesatuan adalah bentuk negara yang memiliki satu pemerintahan pusat yang berdaulat penuh atas seluruh wilayah dan rakyatnya. Dalam sistem ini, kekuasaan tertinggi tidak dibagi antara pemerintah pusat dan daerah, melainkan berada di tangan pemerintah pusat yang mengatur seluruh urusan kenegaraan. Indonesia menganut bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (1) UUD 1945: “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.” 2. Ciri-Ciri Negara Kesatuan Ciri utama dari negara kesatuan antara lain: Kedaulatan berada di tangan pemerintah pusat. Hanya ada satu konstitusi dan satu kepala negara. Pemerintah daerah menjalankan kebijakan dari pusat melalui sistem desentralisasi. Keputusan politik bersifat nasional dan berlaku bagi seluruh wilayah negara. Terdapat keseragaman hukum yang mengikat seluruh warga negara tanpa terkecuali. Ciri-ciri tersebut menunjukkan bahwa negara kesatuan menempatkan persatuan dan kesatuan nasional sebagai prioritas utama dalam penyelenggaraan pemerintahan. 3. Negara Kesatuan di Indonesia Sebagai negara kesatuan, Indonesia memiliki pemerintahan pusat yang berperan mengatur seluruh kebijakan nasional. Namun, Indonesia juga menerapkan sistem desentralisasi, yang memberi kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur urusan lokal sesuai kebutuhan masyarakatnya. Sistem ini diatur melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang menegaskan bahwa otonomi daerah tetap berada dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Pentingnya Negara Kesatuan bagi Indonesia Negara kesatuan memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas dan keutuhan bangsa, terutama bagi Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, suku, bahasa, dan budaya. Dengan bentuk negara kesatuan, seluruh elemen bangsa memiliki identitas nasional yang sama, yaitu Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai dasar persatuan dan arah pembangunan. Beberapa manfaat utama bentuk negara kesatuan: Menjamin persatuan dan kesetaraan wilayah. Mencegah disintegrasi bangsa. Mewujudkan pemerintahan yang efisien dan terarah. Memperkuat semangat kebangsaan dan nasionalisme. 5. Tantangan Negara Kesatuan di Era Modern Meski kuat secara konsep, negara kesatuan menghadapi tantangan di era globalisasi, seperti meningkatnya kesenjangan antarwilayah, munculnya gerakan separatis, dan lemahnya rasa nasionalisme di kalangan generasi muda. Pemerintah perlu memperkuat pendidikan kebangsaan, mempercepat pemerataan pembangunan, dan menegakkan hukum secara adil untuk menjaga keutuhan NKRI.   Dapat disimpulkan bahwa negara kesatuan adalah bentuk pemerintahan yang menjaga kesatuan wilayah dan rakyat di bawah satu kedaulatan. Sebagai warga negara, kita memiliki tanggung jawab bersama untuk mempertahankan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui semangat gotong royong, persaudaraan, dan cinta tanah air. Baca Juga: Republik: Bentuk Pemerintahan yang Menjunjung Kedaulatan Rakyat


Selengkapnya
590

Republik: Bentuk Pemerintahan yang Menjunjung Kedaulatan Rakyat

1. Pengertian Republik Republik adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan tertingginya berada di tangan rakyat dan dijalankan oleh wakil-wakil yang dipilih melalui proses demokratis. Dalam sistem republik, kepala negara tidak diwariskan secara turun-temurun seperti pada sistem monarki, melainkan dipilih melalui pemilu. Di Indonesia, sistem republik ini ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang menyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang. 2. Sejarah Lahirnya Republik Indonesia Indonesia resmi menjadi negara republik pada 17 Agustus 1945, setelah proklamasi kemerdekaan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Sebelumnya, sistem pemerintahan di Indonesia sempat berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda dan Jepang. Dengan berdirinya Republik Indonesia, bangsa ini menyatakan dirinya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, serta menolak segala bentuk penjajahan. 3. Ciri-Ciri Negara Republik Berikut beberapa ciri utama dari sistem pemerintahan republik: Kedaulatan di tangan rakyat. Kepala negara dipilih secara demokratis dan memiliki masa jabatan tertentu. Adanya konstitusi yang mengatur kekuasaan pemerintah dan hak-hak warga negara. Pemerintahan berdasarkan hukum, bukan kekuasaan individu. Adanya pembagian kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dengan sistem ini, rakyat memiliki peran penting dalam menentukan arah pemerintahan melalui pemilihan umum yang bebas dan adil. 4. Republik dan Demokrasi di Indonesia Sebagai negara republik, Indonesia menganut sistem demokrasi Pancasila, yang mengutamakan musyawarah dan mufakat. Presiden dan wakil presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan dipilih langsung oleh rakyat setiap lima tahun sekali. Sementara itu, lembaga-lembaga negara seperti DPR, DPD, dan MPR berfungsi sebagai perwakilan rakyat untuk mengawasi jalannya pemerintahan. 5. Tantangan Negara Republik di Era Modern Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi, sistem republik menghadapi tantangan besar seperti krisis kepercayaan publik, politik uang, dan disinformasi di media sosial. Untuk menjaga keutuhan sistem republik, diperlukan partisipasi aktif masyarakat, peningkatan literasi politik, serta transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan.   Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa republik adalah sistem pemerintahan yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Dengan menjunjung nilai demokrasi, keadilan, dan keterbukaan, sistem republik menjadi pondasi utama bagi keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Baca Juga: Identitas Nasional: Cermin Keutuhan Bangsa dan Penguat Persatuan Indonesia


Selengkapnya