Daun Gatal: Fakta dan Manfaat Pengobatan Tradisional Asli Pegunungan Bintang

Pengenalan Daun Gatal dari Pegunungan Bintang

Daun gatal merupakan tanaman khas dari wilayah Papua Pegunungan, terutama Kabupaten Pegunungan Bintang. Bagi masyarakat adat seperti Ngalum, Ketengban, dan Eipo, daun ini memiliki peran penting dalam sistem pengobatan tradisional yang diwariskan turun-temurun.

Tanaman ini tumbuh liar di hutan lembap, tepi sungai, dan lereng pegunungan. Meski sederhana, daun gatal telah lama menjadi “obat alami” yang dipercaya dapat mengembalikan kebugaran tubuh dan melancarkan peredaran darah.

Baca Juga: Evaluasi Perjalanan Dinas: Hal apa saja yang harus disiapkan

 

Ciri dan Identifikasi Tanaman

 Nama Ilmiah dan Klasifikasi

  • Nama ilmiah: Laportea decumana (Roxb.) Wedd.
  • Famili: Urticaceae
  • Nama lokal: Daun gatal, daun sengsa, daun penyengat

Ciri-ciri Morfologis

  • Daunnya lebar, tepi bergerigi, permukaan berbulu halus.
  • Sentuhan langsung dengan kulit menimbulkan rasa gatal, panas, dan sedikit perih.
  • Biasanya tumbuh di daerah lembap dengan ketinggian lebih dari 1.000 mdpl.

daun

 

Manfaat Pengobatan Tradisional

Daun gatal menjadi bagian penting dalam pengobatan tradisional masyarakat Pegunungan Bintang. Pengetahuan penggunaannya diperoleh dari pengalaman generasi ke generasi.

Menghilangkan Pegal dan Nyeri Otot

Daun gatal digosokkan langsung pada bagian tubuh yang pegal atau kaku. Sensasi panas dan gatal dianggap sebagai tanda bahwa aliran darah mulai lancar dan otot mulai rileks.

Melancarkan Peredaran Darah

Senyawa aktif seperti histamin, asetilkolin, dan asam format berperan merangsang saraf tepi dan memperlancar sirkulasi darah di permukaan kulit.
 

Meredakan Nyeri Sendi dan Rematik

Masyarakat Ngalum dan Ketengban memanfaatkan daun ini untuk terapi rematik dan nyeri pinggang. Penggunaan dilakukan secara rutin dalam waktu singkat agar tidak menimbulkan iritasi.

 

Membersihkan Tubuh Setelah Aktivitas Berat

Penggosokan daun gatal dilakukan secara berkelompok di sungai atau halaman rumah sebagai bentuk penyegaran tubuh setelah bekerja di ladang atau berburu.

Baca Juga: Manfaat Berbuka Puasa dengan minum Air Putih: Lebih Disarankan untuk dikonsumsi Dibanding Minuman Manis

 

Fakta Ilmiah dan Temuan Etnobotani

Penelitian dari Universitas Cenderawasih (2019) dan Badan Litbang Kesehatan RI (2012) menunjukkan bahwa lebih dari 80% masyarakat di Distrik Kiwirok dan Oksibil menggunakan daun gatal sebagai obat tradisional.

Aspek

Keterangan

Nama ilmiah

Laportea decumana

Famili

Urticaceae

Senyawa aktif

Histamin, asetilkolin, asam format

Efek farmakologis

Melancarkan peredaran darah, mengurangi nyeri, merelaksasi otot

Wilayah tumbuh

Kiwirok, Batom, Oksibil – Pegunungan Bintang

Status konservasi

Aman, tumbuh liar di hutan lembap

 

Nilai Budaya dan Ritual Adat

Simbol Pembersihan Diri

Dalam kepercayaan adat Ngalum, daun gatal digunakan dalam ritual pembersihan tubuh dan jiwa sebelum memasuki acara adat penting. Proses ini dianggap sebagai simbol penyucian dari kelelahan dan pengaruh buruk.

Pengobatan Roh Sakit

Pada beberapa kampung di Oksibil dan Batom, daun gatal digunakan dalam ritual pengobatan bagi orang yang dianggap terkena “gangguan roh hutan”. Daun digosokkan ke tubuh pasien sambil disertai doa dan percikan air sungai sebagai simbol pemulihan.

 

 Catatan Etis dan Keselamatan

  • Gunakan daun gatal secara hati-hati, jangan berlebihan.
  • Hindari bagian wajah, leher, dan area sensitif.
  • Tidak disarankan untuk penderita alergi kulit.
  • Untuk penyakit berat, penggunaan daun gatal sebaiknya menjadi pelengkap pengobatan medis, bukan pengganti.

Daun gatal adalah contoh nyata bagaimana kearifan lokal dan ilmu alam berpadu dalam tradisi masyarakat Pegunungan Bintang.
Selain sebagai obat alami, tumbuhan ini memiliki nilai sosial, budaya, dan simbolik yang tinggi.
Penelitian modern telah memperkuat pemahaman bahwa apa yang dijaga oleh masyarakat adat selama ratusan tahun memiliki dasar ilmiah yang kuat.

Baca Juga: Sistem Pemerintahan: Pengertian, Jenis, dan Penerapannya di Indonesia

Berikut beberapa sumber berita/ilmiah yang mendukung penggunaan tumbuhan ­“daun gatal” (genus Laportea) di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua:

  • Studi Etnobotani Daun Gatal oleh Masyarakat Kiwirok Papua (Simaremare et al., 2019) — penelitian lapangan di Desa Pelebib, Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang yang mengidentifikasi tiga spesies daun gatal yang digunakan masyarakat sebagai obat tradisional.
  • Pemanfaatan Tanaman Daun Gatal (Laportea decumana) oleh Masyarakat Distrik Al ‑ Emsom Kabupaten Pegunungan Bintang — artikel dari universitas (UNAIR) yang menyebut pemanfaatan Laportea decumana sebagai obat tradisional di distrik dalam Kabupaten Pegunungan Bintang.
  • Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Gatal (Laportea aestuans/decumana) — penelitian laboratorium yang mengevaluasi aktivitas biologis daun gatal sebagai kandidat obat antinyeri dan antibakteri.

 

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 22 Kali.