Gubernur Papua Pegunungan Dorong Pembangunan Berbasis Kearifan Lokal dan Kemandirian Daerah
Fokus Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan
Gubernur Papua Pegunungan menegaskan komitmennya untuk mempercepat pembangunan di wilayah pegunungan tengah Papua dengan mengutamakan prinsip kearifan lokal dan partisipasi masyarakat adat. Melalui visi “Papua Pegunungan Mandiri, Maju, dan Sejahtera,” pemerintah provinsi berfokus pada pemerataan pembangunan di delapan kabupaten yang menjadi bagian wilayah ini.
Provinsi Papua Pegunungan terdiri dari delapan kabupaten, yaitu Pegunungan Bintang, Yahukimo, Tolikara, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah, Yalimo, Nduga, dan Jayawijaya yang menjadi pusat pemerintahan di Wamena.
“Kami ingin pembangunan di Papua Pegunungan benar-benar menyentuh masyarakat adat, bukan hanya di kota tetapi sampai ke kampung-kampung,” ujar Gubernur Papua Pegunungan dalam pernyataannya di Wamena.
Prioritas Pembangunan: Jalan, Pendidikan, dan Kesehatan
Sebagai provinsi baru hasil pemekaran, Papua Pegunungan masih menghadapi tantangan besar di bidang infrastruktur dasar. Oleh karena itu, Gubernur Papua Pegunungan memprioritaskan pembangunan jalan penghubung antar kabupaten, peningkatan layanan pendidikan, dan akses kesehatan di wilayah pedalaman.
Proyek pembangunan jalan lintas pegunungan menjadi fokus utama karena kondisi geografis yang sulit dan terpencil. Jalan ini diharapkan membuka isolasi antardaerah sehingga memudahkan distribusi bahan pokok, layanan publik, dan pengembangan ekonomi lokal.
Selain itu, pemerintah juga memperkuat program pendidikan berbasis komunitas adat dan penyediaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit modular di Wamena serta klinik keliling di daerah terpencil.
Mendorong Ekonomi Rakyat dan Ketahanan Pangan
Gubernur Papua Pegunungan menilai bahwa kemandirian ekonomi masyarakat harus dimulai dari sektor pertanian dan peternakan lokal. Program “Kampung Produktif Papua Pegunungan” kini digalakkan di berbagai distrik untuk mendorong masyarakat menanam hasil pangan seperti ubi jalar, kopi, dan sayuran dataran tinggi.
Hasil pertanian tersebut tidak hanya untuk kebutuhan lokal, tetapi juga mulai dipasarkan ke Jayapura dan provinsi tetangga. Pemerintah provinsi juga bekerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga riset untuk meningkatkan kualitas produk unggulan Papua Pegunungan.
“Kami ingin ekonomi rakyat tumbuh dari bawah, dengan memberdayakan masyarakat adat sebagai pelaku utama,” tegas Gubernur.
Pelestarian Budaya dan Perdamaian Sosial
Selain aspek ekonomi dan infrastruktur, pemerintah Papua Pegunungan juga berkomitmen menjaga budaya dan perdamaian sosial. Festival budaya daerah, seperti Festival Lembah Baliem, akan terus dikembangkan untuk memperkenalkan potensi pariwisata serta memperkuat identitas masyarakat pegunungan sebagai bagian dari kekayaan Indonesia.
Pendekatan sosial budaya juga menjadi strategi penting dalam menjaga stabilitas dan memperkuat hubungan antara pemerintah, tokoh adat, serta gereja yang memiliki peran besar dalam kehidupan masyarakat Papua.
Harapan Menuju Papua Pegunungan yang Maju dan Damai
Sebagai provinsi baru, Papua Pegunungan memiliki tantangan besar, namun juga peluang besar untuk membangun dari awal dengan cara yang lebih inklusif dan berkeadilan. Dengan kepemimpinan yang berorientasi pada masyarakat adat, Gubernur Papua Pegunungan bertekad menjadikan daerah ini sebagai contoh keberhasilan otonomi daerah di Indonesia Timur.
Pemerintah berharap pembangunan yang sedang berjalan dapat menciptakan Papua Pegunungan yang mandiri, damai, dan sejahtera, dengan masyarakat yang berdaya dan bangga atas budayanya sendiri.
Baca Juga: Rumah Honai: Simbol Kehangatan dan Kearifan Lokal Masyarakat Papua