Bahaya Politik Balas Budi dalam Demokrasi: Ancaman bagi Integritas dan Kepentingan Publik

Bahaya praktik politik balas budi yang dapat merusak tatanan demokrasi serta mengancam keadilan dalam proses pemerintahan. Fenomena politik balas budi sering muncul pasca pemilu, ketika pihak yang terpilih merasa berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada pihak yang telah mendukung atau membantu kemenangan politiknya.

Prinsip-Prinsip Demokrasi harus Menekankan Profesionalitas, Integritas, dan Kepentingan Publik

Anggota KPU Kabupeten Pegunungan Bintang Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM menyampaikan bahwa praktik semacam ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi yang menekankan profesionalitas, integritas, dan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi atau kelompok.

“Politik balas budi dapat melahirkan keputusan yang tidak adil, menumbuhkan korupsi, serta mengabaikan kepentingan rakyat. Pejabat publik seharusnya bekerja untuk seluruh masyarakat, bukan hanya untuk kelompok yang telah membantu mereka dalam proses politik,” tegasnya.

Baca Juga: Media Sosial Menjadi Ujung Tombak Kampanye Politik di Era Digital

Bentuk-bentuk Politik Balas Budi

Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan, politik balas budi dapat berwujud dalam bentuk pengangkatan jabatan berdasarkan kedekatan pribadi, pemberian proyek tanpa proses transparan, hingga kebijakan yang berpihak kepada kelompok tertentu. Kondisi ini bukan hanya mencederai nilai demokrasi, tetapi juga menurunkan kepercayaan publik terhadap lembaga pemerintahan.

Upaya KPU Kabupaten Pegunungan Bintang

KPU Pegubunungan Bintang melalui kegiatan pendidikan pemilih terus berupaya menanamkan nilai-nilai demokrasi yang sehat kepada masyarakat. Salah satu upaya tersebut adalah melalui sosialisasi yang menekankan pentingnya memilih berdasarkan rekam jejak, integritas, dan kemampuan calon, bukan karena pemberian uang, hadiah, atau janji tertentu.

“Masyarakat harus sadar bahwa politik uang dan politik balas budi adalah dua hal yang saling berkaitan dan sama-sama berbahaya. Jika dibiarkan, budaya ini akan terus menghambat kemajuan demokrasi dan pembangunan yang adil di daerah,” tambahnya.

Baca Juga: KPU Papua Pegunungan Melaksanakan Evaluasi CPNS dalam Rangka Pembuatan Berita demi Meningkatkan Kompetensi SDM

Melalui edukasi politik yang berkelanjutan, diharapkan masyarakat Papua Pegunungan semakin cerdas dan kritis dalam berpartisipasi pada setiap proses demokrasi, serta turut menolak segala bentuk praktik politik balas budi yang merugikan bangsa dan negara.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 50 Kali.